Rabu, 21 Januari 2009

Sebelas Tahun Reformasi NU Masih Dicurigai


21 Mei 1998 atas desakan berbagi elemen mahasiswa dan masyarakat, Presiden Soeharto lengser keprabon dari kursi kepresidenan. bersaman dengan itu Orde Baru dengan segala kekuatan sentralistiknya tubang. Rakyat bebas bersuara setelah lebih dari 32 tahun dikekang kebebasannya.
Maka lahirlah partai - partai baru selain partai lama yang sudah ada. Bahkan dua dari partai yang sudah ada berganti nama. Oleh karena suatu hal PDI berganti nama menjadi PDIP ( Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan ) GOLKAR satu - satunya partai yang mengklaim Single Mayoriti berganti baju menjadi PARTAI GOLKAR. Karena dengan Single Mayoriti-nya inilah Golkar dituduh partai yang paling bertanggungjawab atas rusaknya tatanan pemerintahan di era Orde Baru.
Tidak ketinggalan, warga Nahdliyin yang selama pemerintahan Orde Baru selalu di marginalkan mendirikan partai baru, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB )
Bahkan tidak hanya itu, seluruh kepengurusan NU disegla tingkatan dari Pengurus Besar sampai Pengurus Ranting menggelit seakan baru bangun dari tidur panjangnya. Tradisi - tradisi NU mulai dihidupkan kembali. Orang sudah tidak takut lagi mengaku bahwa dirinya adalah orang NU.
Ketika Pemilu pertama di era Reformasi tahun 1999 partai yang lahir dibidani oleh NU mendapatkan dukungan rakyat yang tidak mengecewakan. Bahkan beberapa orang kader NU yang potensial berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat untuk duduk di jajaran Eksekutip baik ditingkat pusat seperti Presiden Abdurrahman Wahid ( Gus Dus ) pada tahun 1999 maupun ditingkat daerah seperti HD. Wahidi sebagai Wakil Bupati Indramayu preiode 2000 - 2005. Dan masih banyak kader - kader NU lainnya yang dipercaya rakyat untuk duduk baik dijajaran Eksekutip maupun dijajaran Legislatip diberbagai daerah.
Kini genderang Reformasi sudah sebelas tahun berbunyi, geliat warga NU-pun semakin dirasakan ditengah masyarakat. Diantaranya di MWCNU Losarang Kab. Indramayu. MWCNU yang dipimpin oleh H. Juendi, MSi ini setiap bulan mengadakan Lailatul Ijtima` yang dilaksanakan pada malam Sabtu terakhir setiap bulannya. Di bulan Januari ini memasuki bulan yang ke 8. Kegiatan ini diisi dengan Istighotsah yang setiap bulannya di hadiri oleh seluruh Pengurus MWCNU dan Pengurus Ranting NU dan warga Nahdliyin lainnya sekecamatan Losarang. Lebih dari 700 orang setiap bulannya warga NU tumpah dalam acara tersebut.
Rencananya, 30 Januari 2009 nanti tempat pelaksanaan kegiatan bulanan ini akan di tempatkan di masjid Desa Pegagan Kec. Losarang. Namun dengan alasan menjelang Pemilu Ketua DKM Masjid Pegagan tidak memberikan ijin masjidnya ditempati warga NU munajat kepada Allah SWT.
Ust. Jumali selaku Rois Syuriyah Ranting NU Pegagan mengadakan pendekatan secara pribadi agar acara bulanan warga NU ini tidak tersendat. Namun Ketua DKM ini tetap tidak mengiinkannya.
Dilihat dari alasannya ternyata setelah sebelas tahun Reformasi, NU masih dicurigai.
Ust. Kamali Noor selaku Sekretaris MWCNU Losarang segera mengambil tindakan, sehingga Insya Allah, kegiatan Lailatul Ijtima` yang ke 8 ini akan dilaksanakan di Masjid Baiturrohman Desa Losarang Kec. Losarang Kab. Indramayu.
KH. Mufrod Jayadi selaku Ketua DKM yang didampingi oleh beberapa pengurus DKM masjid Baiturrohman menyambut gembira, karena bagi mereka ketempatan kegiatan MWCNU adalah suatu kehormatan besar. (Dok.MWC )

1 komentar:

  1. semuanya butuh proses, harus ada yang dikerjakan agar kehidupan berjalan wajar. bersatulah..! karna sapu lidi akan kuat bila disatukan
    berkaryalah berdayagunalah demi masyarakat,,,,,,,,.

    BalasHapus

Komentar Anda